Selasa, 24 Juli 2012

Annual essay UGM 2010, as Participants


Empat Sikap Lima Sempurna, Modal Dasar Mahasiswa menjadi Seorang Problem Solver di Era Globalisasi
(Fitrotun Aliyah, 2010)
Irama hidup manusia itu adalah masalah (problem) . Seseorang tidak dapat dikatakan hidup, bila tidak pernah menghadapi masalah. Siapa pun orangnya, tidak akan bisa luput dari masalah. Dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW, timpa-bertimpa masalah yang harus diselesaikannya. Namun, dengan kiat-kiat khusus, para utusan Allah itu berhasil menyelesaikan (to solve) masalah-masalah yang dihadapi (Musanif, 2008).
Dengan demikian, kita haruslah menyadari bahwa hidup dan kehidupan kita berhiaskan masalah, baik masalah yang datang dari diri kita sendiri mau-pun masalah yang datang dari luar kita. Pada kenyataannya masalah tersebut begitu kompleks dan akan selalu ada selama kita masih hidup dan berinteraksi dengan sesama.
Hidup adalah masalah. Masalah adalah jarak antara keinginan dan kenyataan yang dihadapi saat ini. Masalah adalah suatu keadaan yang tidak sesuai dengan harapan yang kita inginkan (Musanif, 2008). Secara difinisi memang masalah (problem) merupakan kesenjangan antara das sain (kenyataan) dan das sollen (seharusnya). Naluri manusia akan mempertahankan hidup dengan mencoba untuk mengatasi segala masalah (problem) yang dihadapi semampu mungkin . kemampuan ini ditentukan berbagai factor yang ada pada diri manusia dan lingkungannya (Arifin, 2008).
Sebagai insan biasa, kecenderungan untuk keluar dari lingkaran permasalahan tersebut akan selalu ada. Kemam-puan kita mempertemukan keinginan dan kenyataan, itulah yang dinamakan dengan memecahkan masalah . Apalagi sebagai mahasiswa kemampuan untuk memecahkan masalah dirasa sangat penting dalam menghadapi dinamaika yang terjadi di era globalisasi sekarang ini. Karena mahasiswa sebagai agent of change , sebagai pembawa perubahan ke arah yang lebih baik, bagi dirinya maupun bangsa dan Negara.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat didefenisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Musanif, 2008). Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making) yang didefenisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia.
Problem solving menurut Feldusen (Tassel-Baska (ed), 1994 ) bahwa Problem solving is a comprehensive and complex set of cognitive operation that probably embracemany aspect of thinkingsubsumed under other rubrics such as creative thinking, critical thinking, decivison making and so on”. Pengertian ini memberikan pengertian bahwa problem solving merupakan penggunaan sebagaian besar pengetahuan dan pemikiran yang kompreshensif dan komplek, yang meliputi pemikiran yang kreatif dan kritis, pengambilan keputusan dan lain-lain.
Secara realitas problem solving tidak cukup hanya pada pemahaman konsep, namun melibatkan proses kegiatan. Proses problem solving dijelaskan oleh The Mayer Report (Harris et al., 1997) bahwa “problem soving is defined broadly to include identifiyingand framing the nature of problem and devising suitable strategies of response”. Pada garis besarnya dinyatakan bahwa proses problem solving meliputi mengidentifikasi dan membatasi sifat problem, serta memutuskan strategi pemecahan yang tepat.
Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah keterampilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam aspek kehidupannya. Akan tetapi, keterampilan ini menjadi lebih penting lagi perannya, bila dikait-kan dengan posisi seorang pemimpin yang melaksanakan tugas-tugas kepemim-pinannya (Musanif, 2008).
Berdasarkan hal tersebut kita tahu bahwa kaitannya dengan mahasiswa dimana kedudukan mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di masa sekarang, kemampuan problem solving menjadi suatu keharusan dan mutlak dimiliki oleh setiap individu.
Dalam menangani berbagai problem, manusia telah banyak melakukan proses dengan berbagai cara atau tahapan-tahapan yang bervariasi. Secara individu maupun kelompok mungkin merasa berhasil dengan caranya sendiri, tetapi mungkn saja tidak dapat diterapkan untuk orang lain. Model-model tahapan problem solving telah dikembangkan beberapa ahli, diantaranya adalah sebagai berikut (Arifin, 2008):
Pertama yaitu model yang diajukan oleh Rubenstein (Tassel-Baska (ed.), 1994), yang meliputi penggambaran situasi problem pada keadaan awal, formulasi visi, dan proses atau tindakan untuk memperoleh goal yang telah direncanakan. Kedua, model yang diajukan oleh Bayer (Tassel-Baska (ed.), 1994). Model ini merupakan pengemabngan dari model yang sudah dilakukan sejak lama. Tahapan dari model ini meliputi tahap pengenalan problem, penggambaran problem, tahap pemikiran atau pemilihan salah satu rencana solusi, pelaksanaan rencana, dan tahap evaluasi solusi. Ketiga yaitu model  yang dikembangkan oleh Bransford dan Stein (Tassel-Baska (ed.), 1994). Model ini bersifat umum dab telah digunakan dalam skala lebih luas. Tahapan model ini menggunakan akronim IDEAL yaitu meliputi :
a) I = Identify a p[roblem or potential problem (mengidentifikasi problem atau problem yang potensial)
b) D = Define, delinate, or clarify the problem (menggambarkan, melukiskan, atau menjelaskan problem)
c) E = Explor option or approaches to solving the problem (s)(Mengekplorasi pilihan-pilihan atau pendekatan-pendekatan untuk memecahkan problem-problem)
d) A = Act or carry out the planned solution activities (melakukan kegiatan atau menyelesaikan kegiatan-kegiatan solusi yang telah direncanakan)
e) L = Look at the effect and evaluate the solution (mengamati efek-efek dan mengevaluasi solusi)
Model ini mendorong untuk berfikir divergent atau kreatif menyangkut langkah-langkah dan pekerjaan secara baik.
Model-model tahapan problem solving diatas dalam pelaksanaannya memerlukan kemampuan-kemampuan khusus dari problem solver (s), sehingga dapat berhasil dengan baik (Arifin, 2008). Find report (Harris et al, 1997) telah mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk problem solving, yaitu meliputi: Analysis, Critical thinking, Creative thinking, Skill transfer to new concepts, Decision making. Kelima kemampuan tersebut masing-masing ada kaitannya dengan lima modal dasar sifat-sifat yang harus dimiliki oleh mahasiswa sebagai seorang problem solver yaitu positive attitude, sikap kritis, kreatif, inovatif dan tegas dalalm membuat keputusan. 
Berikut ini akan dijelaskan pengertian kelima modal dasar sifat-sifat tersebut dan pengaruhnya terhadap kemampuan problem solving bagi mahasiswa.
1.      Positif Attitude
Dalam tulisan Darmawangsa dan Munadhi (2008: 8) yang dikutip oleh Doddy Faisal Humaini, SE., M.Si. seorang Pendiri, Direktur, dan Pelatih CARTENZ HRD (Humaini, 2009) mengungkapkan bahwa sikap merupakan pilihan. Sikap positif dapat dibentuk bergantung pada faktor-faktor pengondisian seseorang dan membutuhkan waktu tidak sebentar. Sikap positif tidak dapat dibangun hanya melalui pikiran yang positif (positive thinking), tetapi juga perasaan atau emosi yang positif (positive feeling), serta perilaku yang positif (positive behavior).
Sebagai mahasiswa, berpikir positif ditandai dengan adanya sikap adil dan objektif (tidak apriori terhadap orang atau kelompok lain), toleransi/apresiasi (menerima dan menghargai keragaman atau perbedaan, termasuk perbedaan pendapat), dan dapat bekerjasama dengan semua orang (tanpa melihat perbedaan latar belakang suku, agama, ras, atau golongan).
Sikap positif dibutuhkan dalam menganalisa suatu masalah. Hal tersebut merupakan langkah awal dari problem solving. Sikap positif menentukan cara-cara yang akan dipakai dan tindakan ke depan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Maka diperlukan suatu pemikiran yang luas, sudut pandang yang tidak hanya melihat masalah dari satu sisi tapi mempertimbangkan dari segala aspek yang ada.
Orang yang bersikap positif cenderung menggunakan pendekatan yang netral baik terhadap orang lain maupun terhadap situasi yang dihadapinya. Mereka cenderung melihat sisi baik orang lain daripada sisi buruknya, dan berusaha melakukan sesuatu sebaik mungkin walau dalam situasi yang buruk (Hemi, 2010). Dengan demikian, mahasiswa yang sungguh bersikap positif tidak sekadar melihat sisi-sisi negatif suatu hal tetapi sekaligus punya kecakapan menangani sisi-sisi negatif itu, mempertimbangkan segala hal yang mungkin terjadi dalam problem solving.
2.      Sikap kritis
Menurut Ennis (Tassel Baska (ed), 1994) bahwa “Critical thinking as follows critical thinking is reflective and reasonable thinking thats focused on deciding what to believe or do ”. kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan bagi problem solver. Berpikir kritis merupakan kekuatan untuk melakukan pelacakan terhadap segala problem yang dihadapi dengan pertimbangan-pertimbangan yang logis (Arifin, 2008).
Di era globalisasi, menjadi orang pintar saja belum cukup. Agar mampu menghadapi persaingan ke depan, dibutuhkan orang yang mampu berpikir kritis. Pengertian berpikir kritis ialah berpikir dengan konsep yang matang dan mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang baik. Bertanya dengan baik akan memperoleh jawaban yang baik, setidaknya respons yang baik. Dia tidak bersikap apatis terhadap sesuatu yang tidak beres (Rahardjo, 2010).
Menurut para ahli, melatih berpikir kritis dapat dilakukan dengan cara mempertanyakan apa yang dilihat dan didengar. Setelah itu, dilanjutkan dengan bertanya mengapa dan bagaimana tentang hal tersebut. Intinya, jangan langsung menerima mentah-mentah informasi yang masuk. Dari mana pun datangnya, informasi yang diperoleh harus dicerna dengan baik dan cermat sebelum akhirnya disimpulkan. Karena itu,  berlatih berpikir kritis artinya juga berperilaku hati-hati dan tidak grusa-grusu dalam menyikapi permasalahan
Ada pandangan lain untuk meningkatkan sikap kritis. Menurut penelitian para ahli neurolinguistik, cabang ilmu yang mengkaji bahasa dan fungsi saraf, otak manusia bisa dilatih fungsi-fungsinya, termasuk untuk melahirkan sikap kritis. Menurut mereka, otak manusia dibagi dua, yakni otak kiri yang memproduksi bahasa verbal, imitatif dan repetitif, dan otak kanan yang memperoduksi pikiran yang bersifat  imajinatif, komprehensif, dan kontemplatif. (Rahardjo, 2010).
Sebagai mahasiswa, kesempatan kita untuk melatih bersikap kritis adalah menanyakan segala sesuatu bagaimana dan mengapa hal itu terjadi dengan diikuti suatu tindakan yang kreatif.Membiasakan diri selalu memperbaiki diri  karena merasa masih memiliki banyak kekurangan, disiplin, dan konsentrasi ketika mengerjakan sesuatu pekerjaan merupakan tanda seseorang memiliki pikiran kritis. Dan, inilah pintu menuju kesuksesan.
3.      Kreatif
Menurut pengertian dalam Wikipedia, Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.
Berpikir kreatif atau divergent sebenarnya dimiliki oleh semua orang, namun mempunyai derajat yang berbeda, ada yang pada tataran tinggi dan yang lain pada tataran rendah (Arifin, 2008). Menurut Mac Kuinon (Jalaludin Rakhmat, 1988), berpikir kreatif harus memenuhi tiga syarat yaitu : kreatif dalam memberikan tanggapandan gagasan baru, kreativitas dalam memecahkan masalah secara realitas, dan kreativitas dalam usaha melakukan pengamanan yang orisinil, menilai dan mengembangkan sebaik mungkin.
Dalam kaitannya dengan kecakapan problem solving, menjadi kreatif berarti mampu berpikir secara kreatif, dan itu berarti mempunyai kemampuan menghasilkan gagasan-gagasan segar, memberi pemecahan dan strategi untuk menghadapi masalah serta tantangan yang timbul (Helmi, 2008).
Mempunyai ide baru, berani keluar dari kebiasaan dan melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang merupakan pola pikir yang harus dimiliki oleh mahasiswa sebagai problem solver. Dalam memecahkan masalah, seharusnya kita juga tidak terpaku dengan jalan keluar maupun ide-ide lama. Karena Bagaimanapun suksesnya ide tersebut pada waktu yang lalu, belum tentu akan berhasil lagi pada saat ini.
4.      Inovatif
Menurut Terry (1993), Innovating mencakup pengembangan gagasan baru, mengkombinasikan gagasan baru dengan yang lama, mencari gagasan dari kegiatan lain dan melaksanakannya, atau memberi stimuli kepada rekan-rekan untuk mengembangkan dan mengetrapkan gagasan baru dalam kegiatannya. Kemampuan ini sangat penting untuk menjelajahi IPTEK yang ada dan memperkaya alternatif cara-cara pemecahan masalah.
Dalam artikel Avin Fadilla Helmi yang berjudul Inovasi dan Perilakku Inovatif, pengertian perilaku inovatif menurut Wess & Farr (dalam De Jong & Kemp, 2003) adalah semua perilaku individu yang diarahkan untuk menghasilkan, memperkenalkan, dan mengaplikasikan hal-hal ‘baru’, yang bermanfaat dalam berbagai level organisasi. Beberapa peneliti menyebutnya sebagai shop-floor innovation (e.g.,Axtell et al., 2000 dalam De Jong & Den Hartog, 2003). Pendapat senada dikemukakan oleh Stein & Woodman (Brazeal & Herbert,1997) mengatakan bahwa inovasi adalah implementasi yang berhasil dari ide-ide kreatif.
Dengan demikian perilaku inovatif mahasiswa dicerminkan pada semua perilaku individu yang diarahkan untuk menghasilkan dan mengimplementasikan hal-hal ‘baru’, yang bermanfaat dalam berbagai level kehidupan khususnya dalam hal penyelesaian masalah di era globalisasi.
5.      Tegas dalam membuat keputusan
Griffin (1990) menjelaskan tentang decision making yaitu sebagai berikut : “Decision making is the act of choosing one alternative from among a set of alternatives”. Selanjutya dikatakan bahwa “Thedecision making process include recognizing and the defining the nature of a decision situation, identifying alternative,choosing the best alternative and putting it into practice ”.
Kemampuan pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan untuk problem solving, karena akan menghadapi berbagai alternatif, baik yang menyangkut problem maupun cara pemecahannya. Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan, sedangkan pengambilan keputusan merupakan tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.
Kunci dari problem solving adalah membuat keputusan. Setelah masalah tersebut dianalisa dengan melihat dari berbagai sudut pandang serta mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi maka langkah terakhir yaitu membuat keputusan yang sesuai dengan rencana maupun strategi alternatif yang telah dipilih. Dalam mengambil keputusan, sikap tegas dan tidak plin-plan sangat dibutuhkan karena hal tersebut berpengaruh pada hasil dan parameter kesuksesan yang akan dicapai dalam penyelesaian masalah tersebut.
Maka di era globalisasi sekarang ini, selain memiliki sikap positif, kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan untuk membuat keputusan yaitu bersikap tegas menjadi suatu keharusan dan menjadi modal dasar dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada.

Daftar pustaka
Griffin, R. W. (1990).management (3rd ed.). Boston : Houghton Mifftlin Company.
Harris, R. et al (1997). Competencies based education nad training : Between a rock and a whirpool. Australia : Mac Millan Education Australia PTY, Ltd.
Jalaludin Rakhmat (1988). Psikologi Komunikasi. Bandung : Penerbit Remaja Karya CV Bandung.
Tassel-Baska, J. Van (Ed.) (1994). Conprehensive Curriculum For Gifted Learners (Second ed.). Massachusetts: Allyn andBacon A. Devision of Simon & Schuster Inc.
Terry, G. R (1993). Prinsip-prinsip Manajemen (Terjemahan dari J.Smith D. F. M.). Jakarta :Bumi Aksara.
Arifin, Miftakhul. 2008. Model Problem Solving dan Kemampuan Problem Solver (s). Majalah Cultivar. Edisi Februari. 48. (diakses pada 28 Juni 2010) http://kultivar.blogspot.com/2008/02/model-problem-solving-dan-kemampuan.html
Musanif, Musriadi. 2008. Problem Solving. (diakses pada 28 Juni 2010) http://musriadi.ohlog.com/makalah-problem-solving.oh38521.html
Helmi, Syafrizal. 2010. Sikap Positif: Bawaan Lahir atau Bisa dipelajari. (diakses pada 28 Juni 2010) http://shelmi.wordpress.com/
Rahardjo, Mudjia. 2010. Melatih Berpikir Kritis. (diakses pada 29 Juni 2010) http://mudjiarahardjo.com/component/content/169.html?task=view
Hasna, abi. 2010. Cara Berpikir  Kreatif. (diakses pada 29 Juni 2010) http://www.squidoo.com/cara-berpikir-kreatif
Byrd, J & Brown, P.L. 2003. The Innovation Equation. Building Creativity and Risk
Taking in Your Organization. San Fransisco: Jossey-Bass/Pfeiffer. A Wiley Imprint.

De Jong, J & Hartog, D D. 2003. Leadership as a determinant of innovative behaviour. A

De Jong, JPJ & Kemp, R. 2003. Determinants of Co-workers’s Innovative Behaviour: An
Investigation into Knowledge Intensive Service. International Journal of InnovationManagement. 7 (2) (Juni 2003) 189 - 212. Diakses melalui EBSCO Publisher 22 Maret 2005.

Helmi, avin Fadilla. 2008. Inovasi dan Perilaku Inovatif.( di akses pada 29 Juni 2010)

http://id.wikipedia.org/wiki/Kreatif (diakses pada 29 Juni 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/Inovasi (diakses pada 29 Juni 2010)






 Fitrotun Aliyah
Fast track scholarship 2011
Universitas Gadjah Mada













Kamis, 19 Juli 2012

Bacaan Doa Shalat Dhuha



اَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِى مَااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allaahumma innadh dhuhaa’a dhuhaa’uka, wal bahaa’a bahaa’uka wal-jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal qudrata qudratuka wal-’ishmata ishmatuk. Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assaran fayassirhu, wa in kaana haraaman fathahhirhu, wa in kaana ba’iidan faqarribu, bi haqqi dhuhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatuka wa qudratika, wa aatinii maa aataita ‘ibadakash-shaalihiin
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya waktu dluhaa adalah waktu dluhaa-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, kebagusan adalah kebagusan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rizqikami di atas langit, turunkanlah, bila dalam bumi, keluarkanlah, bila sukar, mudahkanlah,bila haram, sucikanlah, bila jauh, dekatkanlah, dengan hak waktu dluhaa, keagungan, kebagusan, kekuatan dan kekuasaan-Mu. Berilah kepada kami apa-apa yang telah Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih-shalih.”

Beasiswa Unggulan


Beasiswa Double Degree / Joint Degree S2 / S3 Beasiswa Unggulan Luar Negeri Ditjen Dikti





Sebagai upaya meningkatkan kualifikasi calon dosen dan tenaga kependidikan,Direktorat Jendral Pendidikan Tinggimelalui Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan membuka pendaftaran beasiswa Double Degree / Joint Degree S2 / S3 Beasiswa Unggulan Luar Negeri untuk alokasi tahun 2012.

Program beasiswa ini diperuntukan bagi calon dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang sedang studi Pascasarjana Penyelenggara Double Degree / Joint Degree.
Bagi yang berminat melamar beasiswa tersebut, silakan mendaftar secara online melalui websitehttp://beasiswa.dikti.go.id/bu  paling lambat20 Juli 2012. Melalui pendaftaran secara online ini, setiap pendaftar akan memperoleh nomor registrasi online.

Selanjutnya, untuk mengklarifikasi informasi yang telah disampaikan secara online, kami mohon pelamar mengirimkan berkas-berkas lamaran berupa:
  • Nomor registrasi online
  • Copy U to U yang sudah disahkan oleh Direktorat Lemkerma Ditjen Dikti
  • Surat izin rektor / pimpinan perguruan tinggi untuk yang sudah memiliki homebase
  • Form A Dikti
  • Letter of Acceptance (LoA) dari perguruan tinggi luar negeri ketika memasuki perguruan tinggi luar negeri
  • Progress Report / Academic Transcript Study yang diketahui dosen pembimbing
  • Salinan ijazah S1 bagi pelamar jenjang S2 dan ijazah S2 bagi pelamar jenjang S3
  • Surat rekomendasi dari dosen pembimbing luar negeri khusus untuk S3
  • Publikasi ilmiah di luar negeri khusus untuk S3 (jika ada)
Seluruh berkas tersebut diatas dimasukkan dalam MAP KUNING dengan menuliskan nama, alamat, serta nomor registrasi online pengirim, dan paling lambat kami terima tanggal 31 Juli 2012 pukul 15:00 WIB.
Berkas lamaran dikirimkan ke:

Kasubdit Kualifikasi
Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Ditjen Pendidikan Tinggi
Kompleks Kemdiknas Gedung D Lantai 5
Jln Jendral Sudirman, Pintu 1 Senayan, Jakarta 10270

Apabila terdapat pertanyaan ataupun permasalahan berkaitan dengan pendaftaran secara online, mohon disampaikan melalui email: beasiswaunggulan@dikti.go.id

For more information, please visit official website: www.dikti.go.id

Jumat, 13 Juli 2012

Jouney to Gorontalo for Biogas

In House Training penyuluh Biogas
Capacity Building Pemberdayaan Desa Mandiri Energi
Implementasi Nota Peejanjian Kerjasama Antara Pusdiklat Ketenagalistrrikan, Energi Baru dan Terbarukan, dan Konservasi Energi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepad Masyarakat Universitas Gadjah Mada (LPPM-UGM), dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
Gorontalo11-13 Juli 2012


Selasa, 10 Juli 2012 jam 10.10 Fitrotun Aliyah (Mahasiswa Pascasarjana Teknik Kimia UGM) dan Muslikhin Hidayat (Dosen Teknik Kimia UGM) berangkat ke Gorontalo untuk menjalankan amanah sebagai narasumber pada acara penyuluhan biogas di Gorontalo. Acara tersebut merupakan kerjasama antara LPPM UGM dengan Pusdiklat ESDM, dan KPDT. Awalnya, Pak Sarto (dosen Teknik Kimia UGM) yang seharusnya menjadi narasumber instalasi biogas. Namun karena beliau berhalangan hadir, akhirnya koleganya yaitu pak Muslihin yang menggantikan tugas beliau.

Tujuan dari acara penyuluhan biogas tersebut adalah membantu daerah yang masih dalam kategori Desa tertinggal agar dapat memanfaatakn potensi lokal (dalam hal ini adalah peternakan) untuk dimanfaatakn sebagai sumber energi alternatif dalam mencukupi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, peserta yang diundang oleh Pusdiklat ESDM tidak hanya perwakilan dari Bapeda ataupun dinas-dinas terkai, tetapi para kelompok ternak dan tokoh masyarakat. Jumlah total peserta adalah 15 orang.

Acara dilakukan selama 3 hari.
Hari pertama  : pembukaan dan kunjungan lapangan, yaitu ke plant biogas Laboratorium Desa Mandiri Energi di Kabupaten Boalemo, kecamatan Wonosari, Desa tanjung Harapan
hari kedua     : materi yang terdiri dari
                      - materi Kebijakan (Ibu Fitria dari ESDM)
                      - materi pengenalan Biogas (Fitrotun Aliyah, UGM)
                      - materi Instalasi Biogas (Muslihin Hidayat, UGM)
                      - materi Kelembagaan (rachmawan Budiarto, UGM)
hari ketiga   : post test dan penutupan

Hari Pertama, Kunjungan Lapangan.
Desa tanjung Harapan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo merupakan lokasi terpencil di kabupaten Boalemo yang masih belum mendapatkan jaringan listrik dari PLN. Jarak lokasi ini cukup jauh dari pusat kecamatan maupun kota. Masyarakat setempat hidup secara sederhana dan ala kadarnya. Rumah-rumah mereka pun kecil dan sempit, mungkin hanya berkisar anatar 3-4 meter persegi. Di sekeliling hanya ada perbukitan dan sungai yang airnya selalu mengalir dengan deras. Namun, daerah ini mempunyai potensi energi yaitu kotoran ternak yang dapat dimanfaatakan sebagai sumber biogas. Berawal dari program kerjasama LPMM dan PDT pada tahun 2008 yang lalu, tempat ini menjadi salah satu lokasi yang terpilih untuk dijadikan sebagai laboratorium Desa mandiri Energi. Masyarakat setempat diajari bagaiamana mebangun biogas, bagaiaman mengoperasikan, dan bagaimana merawat biogas. Saat ini, gas yang dihasilkan digunakan untuk menghidupkan lampu yang dapat menerangi sekitar 3 rumah. Cukup menyenangkan, karena paling tidak, masih ada lampu yang dapat hidup di daerah ujung Boalemo ini.

Jumlah sapi yang ada di tanjung harapan berkisar antara 7-10 sapi. Saat siang hari, sapi-sapi tersebut dibiarkan di gunung dan memakan rumput bebas. Sedangkan malam hari, sapi-sapi tersebut dikandangkan dan kotorannya dimanfaatakn untuk biogas. Karena kebiasaan tersebut, jumlah kotoran yang dimasukkan ke digester menjadi kurang banyak. Hal tersebut masih menjadi kendala di pengelolaan Biogas tanjung harapan. gas yang dihasilkan relatif sedikit karena terbatas pada jumlah kotoran yang ada sehingga untuk mengalirkan gas yang ada di dalam digester, warga harus mengalirkan air hingga penuh ke dalam digester. Dengan adanya air, ruang digester untuk gas menjadi berkurang dan tekanannya menjadi naik sehingga gas di digester mengalir melalui outlet menuju ke panmpungan gas. 

Jenis digester yang digunakan adalah tipe fixed dome yang dibuat dengan bahan batu bata dan semen. pipa outlet menggunakan pipa pvc. sedangkan tempat penampungan gas menggunakan polietilen atau plastik. Gas yang dihasilkan langsung di alirkan ke generator atau genset untuk menghidupkan listrik.

Biogas Tanjung Harapan sudah berjalan sekitar 2 tahun. Biogas ini menjadi salah satu plant biogas yang berhasil sehingga menjadi salah satu contoh pengembangan di daerah Gorontalo.

Peserta berangkat dari hotel menggunakan bus. Perjalanan dari hotel ke lokasi ditempuh dengan waktu sekitar 3 jam.

Hari Kedua, Materi Biogas
Materi Kebijakan Biogas di ESDM
Materi mengenai Kebijakan disampaikan Oleh Ibu Fitri, dari ESDM. Materi berkaitan dengan peraturan pembangunan biogas, latar belakang, alokasi dana, dan prosedur pengajuan proposal pembangunan biogas ke pihak pemerintah dan dinas terkait. Proses penyampaian materi berlangsung cukup ramai. Banyak peserta yang bertanya masalah pendanaan dan bantuan biogas. Wajar karena urusan dana memang menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Singkat cerita, peserta memperoleh pengetahuan mengenai kebijakan biogas di mata Direktorat Jenderal Energi Baru dan Terbarukan Republik Indonesia.

Materi Pengenalan Biogas
Materi Pengenalan Biogas disampaiakn oleh Fitrotun Aliyah. Mahasiswa Pasca sarjana Teknik Kimia UGM ini biasa dipanggil dengan Liya atau dipanggil Rotun kalau kondisi badannya sedang tidak fit, jadi fit nya hilang tinggal rotun (just kidding).
Materi yang disampaikan secara garis besar mengenai apa itu biogas, apa komponen utama dari biogas, apa saja bahan baku biogas, terus untuk apa saja biogas dimanfaatakan. dari hasil pretest, sekitar 80% peserta sudah mengetahui apa itu biogas, meskipun definisi yang mereka tuliskan banyak yang beum tepat sesuai dengan definisi atau arti dari biogas. Tetapi, paling tidak mereka tahu bahwa biogas merupakan sumber energi alternatif yaitu gas yang mudah terbakar yang berasal dari hasil fermentasi (pembusukan) bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup tanpa adanya oksigen). Bahan-bahan biogas adalah bahan organik yaitu bahan yang mudah membusuk, yang dapat diuraiakan kembali oleh bakteri menjadi tanah. Ada salah satu peserta yang bertanya, kalau plastik bagaimana bu, kan mudah terbakar juga, apakah termasuk bahan baku biogas? Liya tersenyum dan menjawab dengan santai, plastik memang mudah terbakar pak, tetapi plastik memiiki difat yang tidak mudah diuraikan menjadi tanah. Jadi plastik bukan merupakan bahan baku biogas.

Manfaata biogas berbagai macam yaitu untuk memasak, penerangan, pembangkit listrik, bahan bakar kendaraan, dan pupuk. Pupuk ini berasal dari sludge atau sisa kotoran yang sudah keluar dari digester.

Materi Instalasi Biogas
Materi instalasi disampaikan oleh Bapak Muslihin hidayat. Materi yang disampaiakn cukup banyak karena menyangkut hal-hal teknis dan detail tentang bagaimana membangun biogas secara baik dan benar. Pak Muslihin juga menjelaskan mengapa Biogas di tanjung Harapan harus diisi air terlebih dahulu agar gas yang ada di digester dapat mengalit ke panampungan biogas. Banyak peserta yang bertanya tentang materi ini. Karena masalah yang ada di gorontalo adalah kurangnya tenag ahli atau tukang dalam pembangunan digester. Untuk membangun biogas, mereka harus mendatangkan tukang dari jawa, sehingga banyak dana yang habis hanya untuk biaya transportasi tukang dari Jawa-gorontalo. 

Materi Kelembagaan Biogas
Materi ini adalah materi terakhir pada acara penyuluhan Biogas di gorontalo ini. Materi ini disampaikan oleh Bapak rachmawan Budiarto yang merupakan dosen Jurusan Teknik fisika UGM yang juga menjabat sebagai kepala Bidang Pengembangan UMKM UGM. Kelembagaan dalam pengembangan sangat penting. Banyak biogas yang sudah dibangun akhirnya berhenti beroperasi hanya gara-gara tidak ada tim pengelola. Masalah-maslaah yang biasanya muncul dalam kelembagaan biogas yaitu siapa yang memasukkan kotoran rutin setiap hari ke inlet, siapa yang akan menikmati energi dari biogas, dan siapa yang akan memanfaatakn pupuk dari hasil sisa kotoran biogas. Perlu adanya kerjasama antar warga dalam pengembangan biogas. kelembagaan ini juga berkaitan dengan jumlah bahan baku kotoran untuk biogas. Jika warga secara individu mengembangkan biogas, jumlah kotoran hanyalah berasal dari ternak mereka sendiri. Namun, berbeda hal nya jika mereka membuta kandang ternak massal. Kotoran yang terkumpul akan lebih banyak, gas yang dihasilkan pun akan lebih banyak sehigga energi yang dihasilkan dari biogas akan lebih besar dan skala pemanfaatan enegi biogas juga menjadi lebih besar pula.

setelah Provinsi Gorontalo, Tim LPPM UGM, Pusdiklat ESDM, dan PDT akan melakukan penyuluhan biogas di daerah lain yaitu di Bima (Nusa Tenggara barat) dan Pariaman (Sumatra barat). 



Fitrotun Aliyah,ST
at Bandara Soekarno-Hatta
13-7-2012
16.50 WIB