Disini, saya akan men-share salah satu pendapat dari Alim Ulama' yaitu Buya Yahya, yang mencoba memaparkan beberapa dalil mengenai Kontroversi Hukum Puasa Rajab.
Semoga tulisan ini memberikan gambaran dan pencerahan bagi teman-teman yang masih bingung mengenai Hukum Puasa Rajab. Selamat membaca!
KONTROVERSI HUKUM PUASA ROJAB : SUNNAH/ BID’AH?
Oleh
: Buya Yahya
Pengasuh
LPD Al-Bahjah Cirebon
بسم
الله الرحمن الرحيم
الحمد
لله رب العلمين. وبه نستعين على أمور الدنيا والدين. وصلى الله على سيدنا محمد
وآله صحبه وسلم أجمعين. قال الله تعالى : إن عدة الشهور عند الله اثنا عشر
شهرا في كتاب الله يوم خلق السماوات والأرض منها أربعة حرم ذلك الدين القيم فلا تظلموا
فيهن أنفسكم وقاتلوا المشركين كافة كما يقاتلونكم كافة واعلموا أن الله مع
المتقين. الأية . وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : فإن خير الحديث
كتاب الله وخير الهدى هدى محمد وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة .
أما بعد :
1. PENDAHULUAN
Ada
2 hal yang harus diperhatikan dalam membahas masalah puasa Rojab. Pertama
: Tidak ada riwayat yang benar dari Rosulullah SAW yang melarang
puasa Rojab. Kedua : Banyak riwayat-riwayat tentang keutamaan puasa Rojab
yang tidak benar dan palsu.
Dan
di dalam masyarakat kita terdapat 2 kutub ekstrim. Pertama adalah sekelompok
kecil kaum muslimin yang menyuarakan dengan lantang bahwa puasa bulan Rojab
adalah bid’ah. Kedua : Sekelompok orang yang biasa melakukan atau menyeru puasa
Rojab akan tetapi tidak menyadari telah membawa riwayat-riwayat tidak benar
dan palsu. Maka dalam risalah kecil ini kami ingin mencoba menghadirkan
riwayat yang benar sekaligus pemahaman para ulama 4 madzhab tentang puasa di
bulan Rojab
Sebenarnya
masalah puasa rojab sudah dibahas tuntas oleh ulama-ulama terdahulu dengan
jelas dan gamblang. Akan tetapi karena adanya kelompok kecil hamba-hamba
Alloh yang biasa MENUDUH BID’AH ORANG LAIN menyuarakan dengan lantang bahwa
amalan puasa di bulan Rojab adalah sesuatu yang bid’ah.
Dengan
Risalah kecil ini mari kita lihat hujjah para ulama tentang puasa bulan Rojab
dan mari kita juga lihat perbedaan para ulama di dalam menyikapi hukum puasa di
bulan Rojab. Yang jelas bulan Rojab adalah termasuk bulan Haram yang 4 (Dzul
Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rojab) dan bulan haram ini dimuliakan oleh
Allah SWT sehingga tidak diperkenankan untuk berperang di dalamnya dan masih
banyak keutamaan di dalam bulan-bulan haram tersebut khususnya bulan Rojab. Dan
di sini kami hanya akan membahas masalah puasa Rojab, untuk masalah yang
lainnya seperti hukum merayakan Isro’ Mi’roj dan sholat malam di bulan rojab
akan kami hadirkan pada risalah yang berbeda.
Tidak
kami pungkiri adanya hadits-hadits dho’if atau palsu (Maudhu’) yang sering
dikemukakan oleh sebagian pendukung puasa Rojab. Maka dari itu wajib bagi kami
untuk menjelaskan agar jangan sampai ada yang membawa hadits-hadits palsu
biarpun untuk kebaikan seperti memacu orang untuk beribadah hukumnya adalah
HARAM dan DOSA BESAR sebagaimana ancaman Rosulullah SAW dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim :
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ
مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّءْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Artinya
: “Barang siapa sengaja berbohong atas namaku maka hendaknya mempersiapkan diri
untuk menempati neraka”.
Dan
perlu diketahui bahwa dengan banyaknya hadits-hadits palsu tentang keutamaan
puasa Rojab itu bukan berarti tidak ada hadits yang benar
yang membicarakan tentang keutamaannya bulan Rojab.
1. Dalil-dalil tentang
puasa Rojab :
1. Dalil tentang puasa
Rojab Secara umum
Himbauan
secara umum untuk memperbanyak puasa kecuali di hari-hari yang diharamkan yang
5. Dan bulan Rojab adalah bukan termasuk hari-hari yang diharamkan. Dan juga
anjuran-anjuran memperbanyak di hari-hari seperti puasa hari senin, puasa hari
kamis, puasa hari-hari putih, puasa Daud dan lain-lain yang itu semua bisa
dilakukan dan tetap dianjurkan walaupun di bulan Rojab. Berikut ini adalah
riwayat-riwayat tentang keutamaan puasa.
1. Hadits Yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori No.5472:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ
أَدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامُ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ
“Semua amal anak adam (pahalanya) untuknya kecuali puasa maka
aku langsung yang membalasnya”
1. Hadits Yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim No.1942:
لَخُلُوْفُ فَمِ
الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Bau mulutnya orang yang berpuasa itu lebih wangi dari misik
menurut Allah kelak di hari qiamat”
Yang
dimaksud Allah akan membalasnya sendiri adalah pahala puasa tak terbatas
hitungan tidak seperti pahala ibadah sholat jama’ah dengan 27 derajat. Atau
ibadah lain yang satu kebaikan dilipat gandakan menjadi 10 kebaikan.
1. Hadits yang
diriwayatkan Imam Bukhori No.1063 dan Imam Muslim No.1969 :
إِنَّ أَحَبَّ
الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ كَانَ يَصُوْمُ يَوْمًا وَ يُفْطِرُ
يَوْمًا
“Sesungguhnya paling utamanya puasa adalah puasa saudaraku Nabi
Daud, beliau sehari puasa dan sehari buka”
1. Dalil-dalil puasa
Rojab secara khusus
1. Hadits yang
diriwayatkan Imam Muslim
أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ
حَكِيْمٍ اْلأَنْصَارِيِّ قَالَ: " سَأَلْتُ سَعِيْدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ
صَوْمِ رَجَبَ ؟ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِيْ رَجَبَ فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَصُوْمُ حَتَّى نَقُوْلَ لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُوْلَ لاَ
يَصُوْمُ"
“Sesungguhnya Sayyidina Ustman Ibn Hakim Al-Anshori, berkata :
“Aku bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa di bulan Rojab dan ketika
itu kami memang di bulan Rojab”, maka Sa’id menjawab: “Aku mendengar Ibnu
‘Abbas berkata : “Nabi Muhammad SAW berpuasa (di bulan Rojab) hingga kami
katakan beliau tidak pernah berbuka di bulan Rojab, dan beliau juga pernah
berbuka di bulan Rojab, hingga kami katakan beliau tidak berpuasa di bulan
Rojab.”
Dari
riwayat tersebut di atas bisa dipahami bahwa Nabi SAW pernah berpuasa di bulan
Rojab dengan utuh, dan Nabi pun pernah tidak berpuasa dengan utuh.
Artinya
di saat Nabi SAW meninggalkan puasa di bulan Rojab itu menunjukan bahwa puasa
di bulan Rojab bukanlah sesuatu yang wajib. Begitulah yang dipahami para
ulama tentang amalan Nabi SAW, jika Nabi melakukan satu amalan kemudian Nabi
meninggalkannya itu menunjukan amalan itu bukan suatu yang wajib, dan
hukum mengamalkannya adalah sunnah.
1. Hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Abu Daud dan Imam Ibnu Majah
عَنْ مُجِيْبَةَ
الْبَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيْهَا أَوْ عَمِّهَا أَنَّهُ : أَتَى رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُُمَّ انْطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ وَقَدْ
تَغَيَّرَتْ حَالَتُهُ وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَمَا
تَعْرِفُنِيْ. قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيِّ الَّذِيْ جِئْتُكَ
عَامَ اْلأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ
مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلاَّ بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ. ثُمَّ قَالَ صُمْ
شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِيْ فَإِنَّ بِيْ
قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ
قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ
وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلاَثَةِ
فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا. رواه أبو داود 2/322
“Dari Mujibah Al-Bahiliah dari ayahnya atau pamannya
sesungguhnya ia (ayah atau paman) datang kepada Rosulullah SAW kemudian berpisah
dan kemudian datang lagi kepada Rosulullah setelah setahun dalam keadaan tubuh
yang berubah (kurus), dia berkata : Yaa Rosulullah apakah engkau tidak
mengenalku? Rosulullah SAW menjawab : Siapa Engkau? Dia pun berkata : Aku
Al-Bahili yang pernah menemuimu setahun yang lalu. Rosulullah SAW bertanya :
Apa yang membuatmu berubah sedangkan dulu keadaanmu baik-baik saja
(segar-bugar), Ia menjawab : Aku tidak makan kecuali pada malam hari (yakni
berpuasa) semenjak berpisah denganmu, maka Rosulullah SAW bersabda :
Mengapa engkau menyiksa dirimu, berpuasalah di bulan sabar dan sehari di setiap
bulan, lalu ia berkata : Tambah lagi (yaa Rosulullah) sesungguhnya aku masih
kuat. Rosulullah SAW berkata : Berpuasalah 2 hari (setiap bulan), dia pun
berkata : Tambah lagi ya Rosulullah. Rosulullah SAW berkata : berpuasalah 3
hari (setiap bulan), ia pun berkata: Tambah lagi (Yaa Rosulullah), Rosulullah
SAW bersabda : Jika engkau menghendaki berpuasalah engkau di bulan-bulan haram
(Rojab, Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharrom) dan jika engkau menghendaki maka
tinggalkanlah, beliau mengatakan hal itu tiga kali sambil menggenggam 3
jarinya kemudian membukanya.
Imam
nawawi menjelaskan hadits tersebut.
قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ" صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ" إنما أمره بالترك ;
لأنه كان يشق عليه إكثار الصوم كما ذكره في أول الحديث . فأما من لم يشق عليه فصوم
جميعها فضيلة . المجموع 6/439
“Sabda
Rosulullah SAW :
صم من الحرم
واترك
“Berpuasalah
di bulan haram kemudian tinggalkanlah”
Sesungguhnya
Nabi SAW memerintahkan berbuka kepada orang tersebut karena dipandang puasa
terus-menerus akan memberatkannya dan menjadikan fisiknya berubah. Adapun
bagi orang yang tidak merasa berat untuk melakukan puasa, maka berpuasa dibulan
Rojab seutuhnya adalah sebuah keutamaan. Majmu’ Syarh Muhadzdzab juz 6 hal. 439
1. Hadits riwayat Usamah
Bin Zaid
قال قلت : يا رسول الله
لم أرك تصوم شهرا من الشهور ما تصوم من شعبان قال ذلك شهر غفل الناس عنه بين رجب
ورمضان وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم.
رواه النسائي 4/201
“Aku berkata kepada Rosulullah : Yaa Rosulullah aku tidak
pernah melihatmu berpuasa sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban.
Rosulullah SAW menjawab : Bulan sya’ban itu adalah bulan yang dilalaikan di
antara bulan Rojab dan Ramadhan, dan bulan sya’ban adalah bulan diangkatnya
amal-amal kepada Allah SWT dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaaan aku
berpuasa”. HR. Imam An-Nasa’I Juz 4 Hal. 201.
Imam
Syaukani menjelaskan
ظاهر قوله في حديث
أسامة : إن شعبان شهر يغفل عنه الناس بين رجب ورمضان أنه يستحب صوم رجب ;
لأن الظاهر أن المراد أنهم يغفلون عن تعظيم شعبان بالصوم كما يعظمون رمضان ورجبا
به . نيل الأوطار 4/291
Secara
tersurat yang bisa dipahami dari hadits yang diriwayatkan oleh Usamah,
Rosulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Sya’ban adalah bulan yang sering
dilalaikan manusia di antara Rojab dan Ramadhan” ini menunjukkan bahwa puasa
Rojab adalah sunnah sebab bisa difahami dengan jelas dari sabda Nabi SAW bahwa
mereka lalai dari mengagungkan sya’ban dengan berpuasa karena mereka sibuk
mengagungkan ramadhan dan Rojab dengan berpuasa”. Naylul Author juz 4 hal 291
1. KOMENTAR PARA ULAMA
TENTANG PUASA ROJAB
Dalam
menyikapi tentang puasa dibulan Rojab pendapat ulama terbagi menjadi 2, akan
tetapi 2 pendapat ini tidak sekeras yang kita temukan di lapangan pada saat ini
yaitu dengan membi’dahkan dan memfasiqkan para pelaku puasa Rojab.
Jumhur
Ulama dari Madzhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan riwayat dari
Imam Ahmad Bin Hanbal mereka mengatakan bahwasannya disunnahkan puasa di bulan
Rojab semuanya dan juga ada riwayat lain dari Imam Ahmad Bin Hanbal bahwasannya
makruh mengkhususkan melakukan puasa sebulan penuh di bulan Rojab.
Akan
tetapi di dalam Madzhab Imam Ahmad Bin Hanbal dijelaskan bahwasannya kemakruhan
ini akan hilang dengan 4 hal :
1)
Dibolong (berbuka) 1 hari di bulan Rojab, atau
2)
Disambung dengan puasa di bulan sebelum Rojab, atau
3)
Disambung dengan puasa di bulan setelah Rojab
4)
Dengan puasa di hari apapun di selain bulan rojab.
Mungkin
ada yang mendengar dari salah satu stasiun radio atau selebaran yang
dibagi-bagi yang mengatakan bahwasannya “Puasa Rojab adalah Bid’ah Dholalah”
dengan membawa Riwayat dari Nabi SAW yang melarang puasa Rojab atau riwayat
dari Sayyidina Umar Bin Khottob yang mengatakan “Kami akan memukul orang yang
melakukan puasa di bulan Rojab”. Padahal riwayat tersebut adalah tidak benar
dan palsu dan sungguh sangat aneh orang yang membid’ahkan puasa bulan Rojab
dengan tuduhan riwayat puasa Rojab adalah hadits-haditsnya palsu akan tetapi
mereka sendiri tidak sadar bahwa justru riwayat yang melarang puasa bulan Rojab
adalah palsu.
Secara
singkat para ulama empat madzhab tidak ada yang mengatakan puasa bulan rojab
adalah bid’ah. Bahkan mereka sepakat kalau puasa bulan rojab adalah sunnah
termasuk dalam madzhab Imam Ahmad bin Hambal.
Berikut
ini uraian ulama empat tentang puasa rojab :
1. 1. Pendapat Ulama’
Madzhab Hanafi
§ Disebutkan dalam
Fatawa Al-Hindiyah Juz 1 Hal. 202 :
)المرغوبات
من الصيام أنواع ( أولها صوم المحرم والثاني صوم رجب والثالث صوم شعبان وصوم
عاشوراء ). اهـ
“Puasa
yang disunnakahkan itu bermacam-macam :
Puasa
Muharrom, Puasa Rojab, Puasa Sya’ban, Puasa ‘Asyuro’ (tgl. 10 Muharrom)”
1. 2. Pendapat dari Ulama’ Madzhab
Maliki
§ Disebutkan dalam Syarh
Al-Khorsyi ‘Ala Kholil Juz 2 Hal. 241:
أنه يستحب صوم شهر
المحرم وهو أول الشهور الحرم , ورجب وهو الشهر الفرد عن الأشهر الحرم ). اهـ
“Sesungguhnya
disunnahkan puasa di bulan Muharrom dan puasa di bulan Rojab.”
§ Disebutkan dalam
Hasyiah dari Syarh Al-Khorsyi ‘Ala Kholil :
بل يندب صوم بقية الحرم
الأربعة وأفضلها المحرم فرجب فذو القعدة فالحجة ). اهـ
“Disunnahkan
puasa di bulan-bulan haram yang 4, paling utamanya adalah puasa di bulan
Muharrom kemudian Rojab, Duzl Qo’dah dan Dzul Hijjah”.
§ Disebutkan dalam
Muqoddimah Ibnu Abi Zaid serta syarah Lil Fawaakih Al-Dawani juz 2 hal. 272 :
التنفل بالصوم مرغب فيه
وكذلك , صوم يوم عاشوراء ورجب وشعبان ويوم عرفة والتروية وصوم يوم عرفة لغير الحاج
أفضل منه للحاج. اهـ
“Melakukan
puasa disunnahkan begitu juga puasa dihari ‘Asyuro’, bulan Rojab, bulan
Sya’ban, Hari ‘Arafah dan Tarwiyah sedangkan puasa di hari ‘Arafah itu lebih
utama bagi orang yang tidak haji”.
§ Disebutkan dalam Syarh
Ad-Dardir, syarah Muhtashor Kholil juz 1 hal. 513 :
وندب صوم المحرم ورجب
وشعبان وكذا بقية الحرم الأربعة وأفضلها المحرم فرجب فذوالقعدة والحجة). اهـ
“Dan
disunnahkan puasa Muharrom, Rojab, Sya’ban begitu juga bulan-bulan haram
lainnya yang 4 dan paling utamanya adalah puasa Muharrom kemudian Rojab, Duzl
Qo’dah dan Dzul Hijjah”.
§ Disebutkan dalam
At-Taj Wa Al-Iklil juz 3 hal. 220 :
والمحرم ورجب وشعبان لو
قال والمحرم وشعبان لوافق المنصوص . نقل ابن يونس : خص الله الأشهر الحرم وفضّلها
وهي : المحرم ورجب وذو القعدة وذو الحجة . اهـ
“Dan
disunnahkan Puasa Muharrom, Rojab dan Sya’ban, andaikan beliau berkata “Puasa
Muharrom dan Sya’ban disunnahkan maka akan mencocoki Nashnya”. Dinukil dari
Ibnu Yunus bahwasannya “Allah SWT mengkhususkan bulan-bulan haram dan
mengutamakannya yaitu : Muharrom dan Rojab, Dzul Qo’dah dan Dzul Hijjah.”
1. 3. Pendapat dari Ulama’
Madzhab Syafi’i
§ Imam An-Nawawi
menyebutkan dalam Al-Majmu’ (Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab) juz 6 hal. 439 :
قال أصحابنا : ومن
الصوم المستحب صوم الأشهر الحرم , وهي ذوالقعدة وذوالحجة والمحرم ورجب , وأفضلها
المحرم. اهـ
“Berkata
Ulama’ kami : Dan dari puasa yang disunnahkan adalah puasa bulan-bulan haram
yaitu Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rojab sedangkan yang paling utama
adalah Muharrom”.
§ Syaikhul Islam
Zakariya Al-Anshori menyebutkan dalam Asna Al-Mathollib juz 1 hal. 433 :
)وأفضل
الأشهر للصوم( بعد رمضان الأشهر
(
الحرم ( ذو القعدة وذو الحجة والمحرم ورجب )وأفضلها المحرم( لخبر مسلم * أفضل
الصوم بعد رمضان شهر الله المحرم ( ثم اقيها) وظاهره استواء البقية والظاهر
تقديم رجب خروجا من خلاف من فضله على الأشهر الحرم ). اهـ
“Paling utamanya bulan-bulan untuk puasa setelah Ramadhan adalah
puasa di bulan-bulan Haram yaitu Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rojab
sedangkan paling Utamanya adalah Muharrom berdasarkan riwayat dari Imam Muslim
“Paling utamanya puasa setelah Ramadhan adalah bulan Allah Muharrom kemudian
bulan haram yang lainnya. Secara dhohir keutamaan diantara bulan haram yang
lainnya itu sama (selain Muharrom). Dan secara dhohir mendahulukan keutamaan
Rojab agar keluar dari Khilafnya ulama yang mengunggulkannya melebihi
bulan-bulan Haram”
§ Imam Ibnu Hajar
menyebutkan dalam Fatawa-nya juz 2 hal. 53 :
...
وأما استمرار هذا الفقيه على نهي الناس عن صوم رجب فهو جهل منه وجزاف على هذه
لشريعة المطهرة فإن لم يرجع عن ذلك وإلا وجب على حكام الشريعة المطهرة زجره
وتعزيره التعزير البليغ المانع له ولأمثاله من المجازفة في دين الله تعالى ويوافقه
إفتاء العز بن عبد السلام إنه سئل عما نقل عن بعض المحدثين من منع صوم رجب
وتعظيم حرمته وهل يصح نذر صوم جميعه فقال في جوابه : نذر صومه صحيح لازم يتقرب إلى
الله تعالى بمثله والذي نهى عن صومه جاهل بمأخذ أحكام الشرع وكيف يكون منهيا عنه
مع أن العلماء الذين دونوا الشريعة لم يذكر أحد منهم اندراجه فيما يكره صومه
بل يكون صومه قربة إلى الله تعالى. اهـ
“Orang
yang melarang puasa Rojab maka itu adalah kebodohan dan ketidak tahuan
terhadap hukum syariat. Apabila ia tidak menarik ucapannya itu maka wajib bagi
hakim atau penegak hukum untuk menghukumnya dengan hukuman yang keras yang
dapat mencegahnya dan mencegah orang semisalnya yang merusak agama Allah
SWT.
Sependapat
dengan ini ‘Izzuddin Abdusssalam, sesungguhnya beliau ditanya dari apa yang
dinukil dari sebagian Ahli Hadits tentang larangan puasa Rojab dan
pengharamannya, dan apakah sah orang yang bernadzar puasa Rojab sebulan penuh
maka beliau menjawab “Nadzar puasa Rojab itu sah dan bisa mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Adapun larangan puasa Rojab itu adalah pendapat orang yang
bodoh akan pengambilan hukum-hukum syariat. Bagaimana bisa dilarang sedangkan
para Ulama’ yang dekat dengan syariat tidak ada yang menyebutkan tentang
dimakruhkannya puasa Rojab bahkan dikatakan puasa Rojab adalah mendekatkan diri
kepada Allah SWT (sunnah)".
§ Disebutkan dalam
Mughni Al-Muhtaj juz 2 hal. 187 :
أفضل الشهور للصوم بعد
رمضان الأشهر الحرم , وأفضلها المحرم لخبر مسلم* أفضل الصوم بعد رمضان شهر الله
المحرم ثم رجب , خروجا من خلاف من فضله على الأشهر الحرم ثم باقيها ثم شعبان ).
اهـ
“Paling
utamanya bulan-bulan untuk melakukan puasa setelah Ramadhan adalan bulan-bulan
haram, sedangkan paling utamanya adalah Muharrom berdasarkan Hadits riwayat
Imam Muslim “Paling utamanya puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah
Muharrom” kemudian Rojab agar keluar dari Khilaf tentang keutamaan Rojab
terhadap bulan-bulan haram lainnya kemudian Sya’ban”.
§ Disebutkan dalam
Nihayah Al-Muhtaj juz 3 hal. 211 :
)اعلم
أن أفضل الشهور للصوم بعد رمضان الأشهر الحرم وأفضلها المحرم ثم رجب خروجا
من خلاف من فضله على الأشهر الحرم ثم باقيها وظاهره الاستواء ثم شعبان (.
اهـ
“Ketahuilah
sesungguhnya paling utamanya bulan-bulan untuk melakukan puasa setelah Ramadhan
adalah puasa bulan-bulan Haram. Sedangkan paling utamanya adalah Muharrom
kemudian Rojab agar keluar dari Khilaf tentang keutamaannya atas bulan-bulan
Haram yang lainnya, yang jelas keutamaannya sama dengan bulan-bulan haram yang
lainnya kemudian Sya’ban”.
1. Pendapat dari Ulama’
Madzhab Hanbali
§ Ibnu Qudamah
menyebutkan dalam Al-Mughni juz 3 hal. 53 :
فصل : ويكره إفراد رجب
بالصوم . قال أحمد : وإن صامه رجل , أفطر فيه يوما أو أياما , بقدر ما لا يصومه
كله ... قال أحمد : من كان يصوم السنة صامه , وإلا فلا يصومه متواليا , يفطر
فيه ولا يشبهه برمضان ). اهـ
“Fasal
: Dan dimakruhkan mengkhususkan Rojab dengan puasa, Imam Ahmad berkata “Apabila
seseorang berpuasa bulan Rojab maka berbukalah sehari atau beberapa hari
sekiranya ia tidak puasa sebulan penuh, Imam Ahmad berkata “Barangsiapa
terbiasa puasa setahun maka boleh berpuasa sebulan penuh kalau tidak biasa
puasa setahun janganlah berpuasa terus-menerus dan jika ingin puasa rojab
sebulan penuh hendaknya ia berbuka di bulan Rojab (biarpun sehari) agar tidak
menyerupai Ramadhan”.
Dari
keterangan tersebut sangat jelas bahwa Imam Ahmad tidak membidahkan puasa
rojab.
§ Disebutkan dalam
Al-Furu’ Karya Ibn Muflih juz 3 hal. 118 :
فصل : يكره إفراد رجب
بالصوم نقل ابن حنبل : يكره , ورواه عن عمر وابنه وأبي بكرة , قال أحمد : يروى فيه
عن عمر أنه كان يضرب على صومه , وابن عباس قال : يصومه إلا يوما أو أياما. وتزول
الكراهة بالفطر أو بصوم شهر آخر من السنة . اهـ
“Fasal
: Dimakruhkan mengkhususkan Rojab dengan berpuasa berdasarkan apa yang dinukil
dari Imam Ahmad Bin Hanbal dan diriwayatkan oleh Umar dan puteranya dan Abi
bakrah. Imam Ahmad berkata “Diriwayatkan dari Sayyidina Umar Ra sesungguhnya
beliau memukul orang yang berpuasa Rojab, dan berkata Ibnu Abbas “Hendaknya
berpuasa Rojab dengan berbuka sehari atau beberapa hari”. Dan kemakruhan puasa
bulan rojab akan hilang dengan berbuka (walaupun sehari) atau dengan berpuasa
di bulan lain selain bulan rojab.
1. KESIMPULAN
Dari
penjelasan dari ulama empat madzhab sangat jelas bahwa puasa bulan rojab adalah
sunnah hanya menurut madzhab Imam Ahmad saja yang makruh. Dan ternyata
kemakruhan puasa Rojab menurut madzhab Imam Hanbali itu pun jika dilakukan
sebulan penuh. Adapun kalau berbuka satu hari saja atau di sambung dengan
sehari sebelumnya atau sesudahnya. Atau dengan melakukan puasa di selain bulan
rojab maka kemakruhannya akan hilang . Dan mereka tidak mengatakan puasa
rojab bid'ah sebagaimana yang marak akhir-akhir ini disuarakan oleh
kelompok orang dengan menyebar selebaran, siaran radio atau internet.Wallohu a'lam
bishshowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar