Senin, 24 Oktober 2011

Al-Qur’an, Hadiah Terindah di Bulan Ramadhan
Tema essay:
“Bagaimana Allah Mengutamakan Bulan Ramadhan diantara Bulan-bulan Lainnya”.



Disusun oleh:
Fitrotun Aliyah
Teknik Nuklir
08/265488/TK/33688

UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009



Al Quran, Hadiah Terindah di Bulan Ramadhan
Ramadhan, bulan yang penuh berkah yang selalu dinanti-nantikan oleh seluruh ummat. Bulan ramadhan yang mempunyai kedudukan tertinggi yang memberikan ketertarikan kepada para pemikir islam untuk mengkaji dan memikirkannya. Karena Allah SWT telah mengumpulkannya (di bulan Ramadhan) yaitu seluruh kebajikan, rahmat, Nur serta hidayah yang tak akan dapat diukur dengan apapun.
Dalam Islam, Ramadhan adalah penghulu dari segala bulan. Ramadhan adalah bulan yang mulia, penuh berkah dan dapat membersihkan manusia dari dosa. Pada bulan Ramadhan, Al-Qur'an diturunkan buat pertama kalinya. Pada bulan Ramadhan pahala amal sunat disamakan dengan pahala amal wajib di luarnya. Padanya juga diwajib-kan puasa. Disunatkan shalat tarawih dan diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah. Di dalamnya juga terjadi lailatuqadar yang pahala beramal yang jatuh pada malam itu lebih baik daripada pahala amal seribu bulan di luarnya. Mengenai lailatulqadar disebutkan hadis Rasul Saw.( WASPADA online).
Sesunggguhnya Allah Sang Kholiq, Allah Yang Maha Pencipta tidak akan menciptakan sesuatu tanpa memberikan kelebihan atas yang lainnya. Allah menciptakan sebagian makhluk melebihi sebagian makhlik atas yang lainya, dan memuliakan golongan tertentu yang dikehendakinya. Dia telah menciptakan manusia dan memuliakan para nabi dari golongan manusia, dia telah memuliakan berbagai tempat dan memuliakan masjid sebagai tempat yang terpilih, menciptakan bulan-bulan dan memuliakan  Ramadhan dari bulan-bulan tersebut (Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi, 2009).
Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-Qoshosh ayat 68 yang artinya: “ Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)”.
Begitu juga dengan dikhususkannya bulan ramadhan akan keutamaan-keutamaan di dalamnya yang tentunya tidak dimilliki oleh bulan lainnya, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surat Al-Baqoroh,185: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur" [Al-Baqarah : 185]

Al-Quran
Ummat beragama tidak akan bisa terlepas dari apa yang namanya Al-Kitab. Suatu petunjuk dan pedoman dimana segala urusan baik itu masalah ubudiah, amaliah maupun yang lainnya bersandar padanya. Al-Kitab dijadikan sebagai suatu titik sumber hukum yang mengatur kehidupan manusia. Ada empat kitab yang diturunkan oleh Allah kepada rosulnya yaitu kitab Zabur kepada nabi Daud AS, kitab Taurot kepada nabi Musa AS, kitab Injil kepada nabi Isa As, dan kitab terakhir yaitu Al-Qur’anul Karim yang diturunkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW.
Pada dasarnya, keempat kitab Allah tersebut mengajarkan hal yang sama yaitu merujuk pada ke-Esaan Allah SWT. Namun selain itu, di dalamnya juga memuat beberapa pedoman yang dapat dijadikan sebagai tuntunan para ummatnya. Di sinilah letak perbedaan al-qur’an dengan kitab yang lainnya. Al-Qur’an sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya karena hal-hal yang dijelaskan dalam kitab-kitab tersebut tidak dapat bersifat kontemporer. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, banyak hal yang mesti harus diubah karena keterangan-keterangan yang ada tidak dapat dijadikan sebagai suatu landasan terhadap masalah yang timbul. Revisi demi revisi pun dilakukan dan tidak dapat dihindari adanya perubahan nilai-nilai yang dilakukan oleh tangan manusia. Hal tersebut tentu berdampak pada hilangnya kesakhihan kitab yang seharusnya menjadi syarat utama yang harus dijaga untuk sebuah landasan. Selain itu, Al-Qur’an juga dapat menjadi obat kaum mukminin, membimbing jalan yang lebih lurus serta menjelaskan jalan petunjuk.
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” begitulah janji Allah dalam al-Qur’an surat Al-Hijr ayat  9. Salah satu caranya yaitu dengan memberikan kemudahan dalam penghafalan al-qur’an. Hal itu sudah terbukti bahwa sejak diturunkannya Al-Qur’an hingga saat ini, Al-Qur’an tidak pernah mengalami perubahan maupun revisi bahkan satu huruf pun. Karena kandungan-kandungan dalam ayat suci Al-qur’an tidak hanya berisi untuk masa pada saat itu tetapi juga untuk masa yang akan datang. Misalnya surat Al-Mukmukminuun ayat 12-16 yang menerangkan tentang  proses terjadinya manusia, yaitu yang artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat” . Padahal kita tahu bahwa pengetahuan tentang proses terjadinya manusia sejak di dalam kandungan atau dari bentuk janin baru ditemukan pada abad ke-20. Sedangkan Al-Qur’an diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang terdapat dalam Al-qur’an benar-benar dapat dijadikan sebagai pedoman bagi seluruh ummat baik di jaman sekarang maupun yang akan datang. Al-Qur’an akan tetap asli sama seperti ketika pertama kali diturunkan sampai pada hari kiamat esok.

Al-Qur’an diturunkan di bulan ramadhan, sebagai hadiah istimewa dibanding bulan lainnya
            Bulan ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an. Allah mengkhusukan pada bulan yang agung ini dengan turunnya Al-Qur’an Al-Karim           . Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan”. (Al-Qodar:1).
Malam penurunan Al-Qur’an itu sering disebut dengan Nuzulul Qur’an dimana pada saat itu, nabi Muhammad sedang berada di Gua Khira’. Dan pada saat itu lah Muhammad menerima wahyu yang pertama yaitu surat Al-falaq melalui malaikat Jibril.
Kitab yang di dalamnya tidak ada keraguan sedikit pun itu merupakan hadiah istimewa di bulan Ramadhan, sebagai hal yang membedakan dengan bulan-bulan lainnya. Karena begitu mulianya Al-Qur’an sehingga bulan ramadhan menjadi bulan yang begitu diagungkan. Banyak hal yang Allah janjikan khususnya bagi mereka yang mengharapkan keridhaan Allah SWT di bulan yang suci ini.
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh: Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malm yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa'."  (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)
Dalam hadist tersebut dijelaskan bahawa di bulan ramadhan Allah mewajibkan adanya puasa. Sebagaimana firman Allah:
ﻴﺎﺃﻴﻬﺎﺃﻠﺫﻴﻥﺁﻤﻨﻭﺃﻜﺘﺏﻋﻠﻴﻜﻡﺍﻠﺼﻴﺍﻡﻜﻤﺍﻜﺘﺏﻋﻠﻰﺍﻠﺫﻴﻥﻤﻥﻗﺒﻠﻜﻡﻠﻌﻠﻜﻡﺘﺘﻗﻭﻥ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagiamana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa”. (Al-Baqoroh:183)
Puasa yang menjadi salah satu rukun Islam itu hanya terdapat pada bulan Ramadhan. Puasa yang sahih akan menghapuskan dosa yang telah lalu, mendapat pahala langsung dari Allah dan membentuk perilaku orang yang takwa. Takwa adalah derajat yang paling tinggi di sisi Allah. Rasul saw. bersabda yang artinya: "Dan barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan karena mengharapkan ridha dari Allah Swt. diampunkan dosanya yang lalu." Hadis ini termuat dalam kitab Shahih al-Bukhari,  juz 2 halaman 228 dengan sanad yang lengkap sehingga dinilai shahih. Keterangan hadis ini dapat dibaca dalam kitab Fathul Bari jilid 4 halaman 145. Makna zahir dari hadis ini adalah bahwa dosa yang dihapuskan itu semua jenisnya, yakni dosa besar dan dosa kecil. Sementara mayoritas ulama memangdangnya khusus bagi dosa-dosa kecil saja (DR. H. Ramli Abdul Wahid, MA, 2007).
Dibelenggunya syaithan dan ditutupkan padanya pintu-pintu neraka dan di bukanya pintu-pintu surga. Pada bulan ini kejelekan menjadi sedikit, karena belenggu dan diikatnya jin-jin jahat dengan salasil (rantai), belenggu dan “Ashfad”, mereka tidak bisa bebas merusak manusia sebagaimana bebasnya di bulan yang lain, karena kaum muslimin sibuk dengan puasa, hingga hancurlah syahwat, dan juga karena bacaan Al-Qur’an serta seluruh ibadah yang mengatur dan membersihkan jiwa.
Semuanya itu sempurna diawal malam bulan Ramadhan yang diberkahi, berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam (yang artinya): “Jika telah datang awal malam bulan Ramadhan, diikatlah para syaithan dan jin-jin yang jahat, ditutup pintu-pintu neraka tidak ada satu pintu pun yang dibuka, dan dibukalah pintu-pintu syurga tidak ada satu pun yang tertutup, menyerulah seorang penyeru : “Wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah, Allah mempunyai orang-orang yang dibebaskan dari neraka, itu terjadi pada setiap malam.  (Diriwayatkan oleh Tirmidzi (682) dari Ibnu Majah (1642) dan Ibnu Khuzaimah (3/188) dari jalan Abi Bakar bin Ayyash drai Al-A’masy dari Abi Hurairah. Dan sanad hadits ini HASAN).
Pada bulan Ramadhan terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu malam Lailatul Qadar. Seperti firman Allah yang artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan hingga terbit fajar.” (Al-Qadar: 1-5) (Azwar, 2009).
Pahala dan rahasia beribadah pada Lailatulqadar sangat istimewa. Pahala beramal padanya sama dengan pahala beramal seribu bulan di luar Ramadhan sebagaimana tersebut dalam surat al-Qadr. Lailatulqadar bermula terjadi pada awal turunnya ayat Al-Qur'an. Namun, menurut mayoritas ulama, lailatulqadar terus turun setiap datangnya bulan Ramadhan. Namun, sebagian ulama memahami lailatulqadar hanya turun sekali pada waktu ayat Al-Qur'an buat pertama kali. Pendapat terakhir ini tidak sejalan dengan bahasa Al-Qur'an. Dalam surat Al-Qadr terdapat ayat yang berbunyi, tanazzalul malaikatu warruh fiha (turun para malaikat padanya). Tanazzal adalah fi'l mudhari', kata kerja untuk masa akan datang dan mengandung makna berterusan. Suatu hal penting bahwa pada malam ini ditentukan nasib manusia. Seolah-olah pada malam itu diperbaharui rencana Allah terhadap manusia untuk masa satu tahun ke depan. Karena itu, Rasul Saw. selalu mengintai lailatulqadar pada setiap bulan Ramadhan, tidak hanya pada bulan Ramadhan awal turunnya Al-Qur'an.
Imam Ahmad meriwayatkan suatu hadits dari Abu Hurairah Rodliallohu anhu bahwa Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Di dalam bulan ramadhan umatku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan pada umat- umat sebelumnya :(1)Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi AllahAzza wa Jalla dari pada minyak kastiri (2) para malaikat selalu memintakan ampunan untuk mereka hinga berbuka. (3)setiap hari Allah menghiasi surga-Nya sambil berkata hamba-hamba-Ku yang saleh ingin melepas beban dan penderitaan yang mereka rindu untuk memasukinya (4)Pada bulan ini diikatlah setan-setan yang durhaka sehinnga mereka tidak leluasa mencapai apa yang dapat dicapainya pada bulan lainnya (5) Mereka diampuni oleh AllahAzza wa Jalla . pada malam yang terahir dari bulan itu.Para shabat bertanya wahai Rasulullah, apakah itu malam lailatul qadar ? Beliau menjawab, tidak karena orang yang bekerja itu akan dipenuhi upahnya manakala sudah menyeleaikannya pekejaannya” (Muhammad Sutiyadi, 2006).

Selain itu, dalam bulan yang penuh berkah ini Allah melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang melakukan amalan-amalan shalih. Pahala amalan nafilah (sunat) menyamai amalan fardhu dan pahala fardhu dilipatgandakan menjadi 70 kali. Semua kebaikan dan karunia Allah ini diperuntukkan bagi kaum muslimin yang berpuasa di bulan Ramadan. Maka seyogyanya umat Islam melaksanakan ibadah puasa ini dengan penuh keimanan, kesabaran, dan keikhlasan semata-mata mengharapkan keridhaan Allah swt (Drs. H. Muzamil Ali, SH, 2009)

Karena dipilihnya bulan ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’anul Karim, masih banyak keutamaan-keutamaan yang berada di dalamnya, antara lain Bulan Tarbiyah atau bulan pendidikan untuk mencapai derajat taqwa, Bulan ampunan dosa, bulan peluang emas melakukan ketaatan sebagaimana sabda Rasulullah: Shalat lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadhan ke Ramadhan, dapat menghapuskan dosa-dosa, apabila dosa-dosa besar dihindari. (HR Muslim). Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan, karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (Muttafaqun ‘alaih). Selain itu, di bulan ramadhan juga terdapat shalat tarawih. Shalat yang hanya dilakukan pada saat bulan suci ini datang, bulan sabar, ulan sadaqoh, bulan jihad, dan masih banyak keutamaan-keutamaan lainnya yang semuanya itu merupakan kemurahan dan kebesaran dari Allah SWT (Yudhie Prastowo, 2007).
Penutup
Bahwa Ramadhan merupakan salah satu bentuk ketaatan yang agung, dan pameran yang menakjubkan akan perniagaan ukhrawi, dan ibadah-ibadah ini akan menjadi waktu-waktu yang indah, masa-masa yang mengasyikkan, dan hari-hari dan malam yang penuh dengan hiasan; karena ketaatan merupakan waktu yang indah; yaitu pada bulan yang paling indah ini dan ganjaranpun disisi Allah sangat besar dan berlimpah; karena itulah hendaknya setiap muslim bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu yang agung ini dan menerimanya dengan taubat yang nusuh (sebenarnya) dan niat yang benar untuk ketaatan, dan keinginan yang kuat, himmah aliyah (semangat yang bergelora) untuk melanjutkan ketaatan hingga akhir ramadhan; sehingga menjadi orang yang ditulis oleh Allah terbebas dari api neraka.
Bulan Ramadhan merupakan anugerah dari Allah sebagai lambang kasih sayang Allah terhadap hambanya yang begitu besar. Jangan sampai bulan Ramadhan tahun ini kita lewati begitu saja dengan sia-sia, mari kita tingkatkan ibadah dan amalan kita sehingga semakin bertambah dan sempurna dalam pelaksanaanya sehingga kita nantinya akan menjadi pribadi yang diharapkan dalam puasa Ramadhan ini yaitu menjadi orang yang bertaqwa. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqarah: 183).





Referensi
          Amin bin Abdullah Asy-Syaqawi. 2009. Keutamaan Bulan Ramadhan
(online accessed: 26th August 2009)

Azwar. 2009. Keutamaan Bulan Ramadhan dan Keutamaan Beramal Pada Bulan Ramadhan

(online accessed: 26th August 2009)

Ali, Muzamil. 2009. Ramadan Mubarak Keutamaan Bulan Ramadan

(online accessed: 26th August 2009)

Sutiyadi, Muhammad. 2006. Keutamaan Bulan Ramadhan

 (online accessed: 26th August 2009)

Wahid, Hamli Abdul. 2007. Keutamaan Bulan Ramadhan

(online accessed: 26th August 2009)

Akif, Muhammad Mahdi. 2009. Beberapa Keutamaan Bulan Ramadhan

(online accessed: 26th August 2009)

Prastowo, Yudhie. 2007. Keutamaan Bulan Ramadhan

(online accessed: 26th August 2009)

http://alhijrah.cide-nsw.net/index.php?option=com_content&task=view&id=66
























Senin, 17 Oktober 2011

Presentasi Metodologi Penelitian

Selasa, 23 Oktober 2011, saya dan teman-teman dari kelompok 3 mata kuliah Metodologi Penelitian melakukan presentasi mengenai analisis kesalahan pada tesis.
sangat menarik, karena jujur..saya,mbk Ningsih Wijayanti, mbk Dewi Ariyani, dan mbk Heppy Kristiyani benar-benar menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk mempersiapkan presentasi ini.
tanggapan dari Bu Wiratni (sbg dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian S2 Teknik Kimia UGM) sangat bagus, beliau antusias mencatat hal-hal yang menarik dan memberikan tambahan penjelasan.

Hal yang paling mengesankan adalah ketika kami mempelajari tesis yang akan kami analisis itu (judul tesisnya Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jarak dan Uji Performance Biodiesel ke Mesin diesel). Harus membutuhkan kerja keras yang ekstra karena si penulis tidak menjelaskan maksud dari penelitiannya secara gamblang..(terbayang jika nanti menjadi dosen, betapa pusingnya ketika harus membaca setumpuk skripsi/tesis,hehe..).
Namun dari hasil tadi, saya sangat puas dg presentasi kelompok kami.
mudah-mudahan presentasi tadi dapat bermanfaat buat kami, dan juga buat temen-temen s2 Teknik Kimia lainnya..,

sampai jumpa di presentasi berikutnya..,
salam,
fitrotun Aliyah