Jumat, 13 Juli 2012

Jouney to Gorontalo for Biogas

In House Training penyuluh Biogas
Capacity Building Pemberdayaan Desa Mandiri Energi
Implementasi Nota Peejanjian Kerjasama Antara Pusdiklat Ketenagalistrrikan, Energi Baru dan Terbarukan, dan Konservasi Energi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepad Masyarakat Universitas Gadjah Mada (LPPM-UGM), dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
Gorontalo11-13 Juli 2012


Selasa, 10 Juli 2012 jam 10.10 Fitrotun Aliyah (Mahasiswa Pascasarjana Teknik Kimia UGM) dan Muslikhin Hidayat (Dosen Teknik Kimia UGM) berangkat ke Gorontalo untuk menjalankan amanah sebagai narasumber pada acara penyuluhan biogas di Gorontalo. Acara tersebut merupakan kerjasama antara LPPM UGM dengan Pusdiklat ESDM, dan KPDT. Awalnya, Pak Sarto (dosen Teknik Kimia UGM) yang seharusnya menjadi narasumber instalasi biogas. Namun karena beliau berhalangan hadir, akhirnya koleganya yaitu pak Muslihin yang menggantikan tugas beliau.

Tujuan dari acara penyuluhan biogas tersebut adalah membantu daerah yang masih dalam kategori Desa tertinggal agar dapat memanfaatakn potensi lokal (dalam hal ini adalah peternakan) untuk dimanfaatakn sebagai sumber energi alternatif dalam mencukupi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, peserta yang diundang oleh Pusdiklat ESDM tidak hanya perwakilan dari Bapeda ataupun dinas-dinas terkai, tetapi para kelompok ternak dan tokoh masyarakat. Jumlah total peserta adalah 15 orang.

Acara dilakukan selama 3 hari.
Hari pertama  : pembukaan dan kunjungan lapangan, yaitu ke plant biogas Laboratorium Desa Mandiri Energi di Kabupaten Boalemo, kecamatan Wonosari, Desa tanjung Harapan
hari kedua     : materi yang terdiri dari
                      - materi Kebijakan (Ibu Fitria dari ESDM)
                      - materi pengenalan Biogas (Fitrotun Aliyah, UGM)
                      - materi Instalasi Biogas (Muslihin Hidayat, UGM)
                      - materi Kelembagaan (rachmawan Budiarto, UGM)
hari ketiga   : post test dan penutupan

Hari Pertama, Kunjungan Lapangan.
Desa tanjung Harapan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo merupakan lokasi terpencil di kabupaten Boalemo yang masih belum mendapatkan jaringan listrik dari PLN. Jarak lokasi ini cukup jauh dari pusat kecamatan maupun kota. Masyarakat setempat hidup secara sederhana dan ala kadarnya. Rumah-rumah mereka pun kecil dan sempit, mungkin hanya berkisar anatar 3-4 meter persegi. Di sekeliling hanya ada perbukitan dan sungai yang airnya selalu mengalir dengan deras. Namun, daerah ini mempunyai potensi energi yaitu kotoran ternak yang dapat dimanfaatakan sebagai sumber biogas. Berawal dari program kerjasama LPMM dan PDT pada tahun 2008 yang lalu, tempat ini menjadi salah satu lokasi yang terpilih untuk dijadikan sebagai laboratorium Desa mandiri Energi. Masyarakat setempat diajari bagaiamana mebangun biogas, bagaiaman mengoperasikan, dan bagaimana merawat biogas. Saat ini, gas yang dihasilkan digunakan untuk menghidupkan lampu yang dapat menerangi sekitar 3 rumah. Cukup menyenangkan, karena paling tidak, masih ada lampu yang dapat hidup di daerah ujung Boalemo ini.

Jumlah sapi yang ada di tanjung harapan berkisar antara 7-10 sapi. Saat siang hari, sapi-sapi tersebut dibiarkan di gunung dan memakan rumput bebas. Sedangkan malam hari, sapi-sapi tersebut dikandangkan dan kotorannya dimanfaatakn untuk biogas. Karena kebiasaan tersebut, jumlah kotoran yang dimasukkan ke digester menjadi kurang banyak. Hal tersebut masih menjadi kendala di pengelolaan Biogas tanjung harapan. gas yang dihasilkan relatif sedikit karena terbatas pada jumlah kotoran yang ada sehingga untuk mengalirkan gas yang ada di dalam digester, warga harus mengalirkan air hingga penuh ke dalam digester. Dengan adanya air, ruang digester untuk gas menjadi berkurang dan tekanannya menjadi naik sehingga gas di digester mengalir melalui outlet menuju ke panmpungan gas. 

Jenis digester yang digunakan adalah tipe fixed dome yang dibuat dengan bahan batu bata dan semen. pipa outlet menggunakan pipa pvc. sedangkan tempat penampungan gas menggunakan polietilen atau plastik. Gas yang dihasilkan langsung di alirkan ke generator atau genset untuk menghidupkan listrik.

Biogas Tanjung Harapan sudah berjalan sekitar 2 tahun. Biogas ini menjadi salah satu plant biogas yang berhasil sehingga menjadi salah satu contoh pengembangan di daerah Gorontalo.

Peserta berangkat dari hotel menggunakan bus. Perjalanan dari hotel ke lokasi ditempuh dengan waktu sekitar 3 jam.

Hari Kedua, Materi Biogas
Materi Kebijakan Biogas di ESDM
Materi mengenai Kebijakan disampaikan Oleh Ibu Fitri, dari ESDM. Materi berkaitan dengan peraturan pembangunan biogas, latar belakang, alokasi dana, dan prosedur pengajuan proposal pembangunan biogas ke pihak pemerintah dan dinas terkait. Proses penyampaian materi berlangsung cukup ramai. Banyak peserta yang bertanya masalah pendanaan dan bantuan biogas. Wajar karena urusan dana memang menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Singkat cerita, peserta memperoleh pengetahuan mengenai kebijakan biogas di mata Direktorat Jenderal Energi Baru dan Terbarukan Republik Indonesia.

Materi Pengenalan Biogas
Materi Pengenalan Biogas disampaiakn oleh Fitrotun Aliyah. Mahasiswa Pasca sarjana Teknik Kimia UGM ini biasa dipanggil dengan Liya atau dipanggil Rotun kalau kondisi badannya sedang tidak fit, jadi fit nya hilang tinggal rotun (just kidding).
Materi yang disampaikan secara garis besar mengenai apa itu biogas, apa komponen utama dari biogas, apa saja bahan baku biogas, terus untuk apa saja biogas dimanfaatakan. dari hasil pretest, sekitar 80% peserta sudah mengetahui apa itu biogas, meskipun definisi yang mereka tuliskan banyak yang beum tepat sesuai dengan definisi atau arti dari biogas. Tetapi, paling tidak mereka tahu bahwa biogas merupakan sumber energi alternatif yaitu gas yang mudah terbakar yang berasal dari hasil fermentasi (pembusukan) bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup tanpa adanya oksigen). Bahan-bahan biogas adalah bahan organik yaitu bahan yang mudah membusuk, yang dapat diuraiakan kembali oleh bakteri menjadi tanah. Ada salah satu peserta yang bertanya, kalau plastik bagaimana bu, kan mudah terbakar juga, apakah termasuk bahan baku biogas? Liya tersenyum dan menjawab dengan santai, plastik memang mudah terbakar pak, tetapi plastik memiiki difat yang tidak mudah diuraikan menjadi tanah. Jadi plastik bukan merupakan bahan baku biogas.

Manfaata biogas berbagai macam yaitu untuk memasak, penerangan, pembangkit listrik, bahan bakar kendaraan, dan pupuk. Pupuk ini berasal dari sludge atau sisa kotoran yang sudah keluar dari digester.

Materi Instalasi Biogas
Materi instalasi disampaikan oleh Bapak Muslihin hidayat. Materi yang disampaiakn cukup banyak karena menyangkut hal-hal teknis dan detail tentang bagaimana membangun biogas secara baik dan benar. Pak Muslihin juga menjelaskan mengapa Biogas di tanjung Harapan harus diisi air terlebih dahulu agar gas yang ada di digester dapat mengalit ke panampungan biogas. Banyak peserta yang bertanya tentang materi ini. Karena masalah yang ada di gorontalo adalah kurangnya tenag ahli atau tukang dalam pembangunan digester. Untuk membangun biogas, mereka harus mendatangkan tukang dari jawa, sehingga banyak dana yang habis hanya untuk biaya transportasi tukang dari Jawa-gorontalo. 

Materi Kelembagaan Biogas
Materi ini adalah materi terakhir pada acara penyuluhan Biogas di gorontalo ini. Materi ini disampaikan oleh Bapak rachmawan Budiarto yang merupakan dosen Jurusan Teknik fisika UGM yang juga menjabat sebagai kepala Bidang Pengembangan UMKM UGM. Kelembagaan dalam pengembangan sangat penting. Banyak biogas yang sudah dibangun akhirnya berhenti beroperasi hanya gara-gara tidak ada tim pengelola. Masalah-maslaah yang biasanya muncul dalam kelembagaan biogas yaitu siapa yang memasukkan kotoran rutin setiap hari ke inlet, siapa yang akan menikmati energi dari biogas, dan siapa yang akan memanfaatakn pupuk dari hasil sisa kotoran biogas. Perlu adanya kerjasama antar warga dalam pengembangan biogas. kelembagaan ini juga berkaitan dengan jumlah bahan baku kotoran untuk biogas. Jika warga secara individu mengembangkan biogas, jumlah kotoran hanyalah berasal dari ternak mereka sendiri. Namun, berbeda hal nya jika mereka membuta kandang ternak massal. Kotoran yang terkumpul akan lebih banyak, gas yang dihasilkan pun akan lebih banyak sehigga energi yang dihasilkan dari biogas akan lebih besar dan skala pemanfaatan enegi biogas juga menjadi lebih besar pula.

setelah Provinsi Gorontalo, Tim LPPM UGM, Pusdiklat ESDM, dan PDT akan melakukan penyuluhan biogas di daerah lain yaitu di Bima (Nusa Tenggara barat) dan Pariaman (Sumatra barat). 



Fitrotun Aliyah,ST
at Bandara Soekarno-Hatta
13-7-2012
16.50 WIB  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar